Jumat, 10 Februari 2012

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1433H


Pelaksanaan peringatan maulid nabi SAW 1433 H. berjalan lancar dengan menanamkan pengertian dan penghayatan mendalam serta mendasar terhadap kualitas dan kuantitas amalnya. Lalu, dibandingkan dengan kita untuk periode waktu yang sama.
Antara lain dengan membaca serta merenungi riwayat hidupnya, sejak lahir tanpa ayah sampai wafat dengan tenang, plus dampak perjuangan dan kepribadiannya terhadap umat manusia sampai kini.



Dengan demikian, kita bisa mengukur, berapa jauh selisih substansi amal beliau dengan amal kita, baik dalam bentuk “habluminallah”, “habluminannas”, maupun “habluminallam”. Ini untuk menoleh masa lalu sebagai langkah menghadapi masa depan, sampai bisa diketahui, mana saja perbuatan yang perlu “dihilangkan atau diwujudkan” dan “ditambah atau dikurangi”.

Ummat Islam dari masa ke masa sudah sepakat, amal merupakan puncak ketaqwaan dan keimanan manusia terhadap Allah. Artinya, tiada yang mampu menumbangkan substansi amalnya. Bila selisih amalnya dengan amal kita semakin besar, berarti semakin banyak kita melalaikan seruannya: berbuat ma’ruf dan mencegah mungkar.

Jadi, peringatan Maulid merupakan momentum untuk membuat target keinsafan dari kemungkaran dan peningkatan untuk kema’rufan, untuk berbagai aspek.

0 komentar:

Posting Komentar